Kabut asap melanda Jambi Puncak musim kemarau tahun ini di jambi berakibat Kekeringan yang mengakibatkan menurunnya produksi padi sawah.Sulitnya mendapatkan air akibat permukaan air sungai batanghari mengalami penyusutan,Kabut asap akibat banyaknya lahan yang terbakar.dari beberapa hasil pengukuran didapatkan bahwa indeks pencemaran udara sudah melebihi standar kesehatan, disamping itu penurunan jarak pandang menyebabkan terganggunya kegiatan di bandara sultan Thaha , yang mengakibatkan dialihkannya kloter penerbangan haji, meningkatnya penderita ISPU yang berobat di rumah sakit yang mendorong walikota jambi untuk meliburkan sekolah mulai dari tingkat dasar sampai sekolah menengah sampai batas yang tidak ditentukan sampai standar ispu memenuhi kesehatan dan menghimbau masyarakat agar turut berpartisipasi dalam mengurangi polutan asap dengan cara menyediakan baskom yang berisi air garam yang penguapanya diharapkan dapat memicu timbulnya awan hujan, walaupun cara ini diragukan keberhasilannya namun minimal sdh dapat membangkitkan rasa kepedulian masyarakat akan arti kesehatan yang ditimbulkan akibat asap.
Kamis, 17 September 2015
Jumat, 05 Juni 2015
Pasar Angso Duo Jambi
Pasar Angso duo merupakan pasar tradisional terbesar di Jambi. Pasar ini menjual berbagai barang dagangan mulai dari lauk pauk,sayuran, bahan pangan, perabotan dapur dan masih banyak lagi. Pasar tradisional angso duo ini telah menjadi tempat mencari nafkah lebih dari 3.000 pedagang dan memiliki sejarah sebagai pasar yang berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pada awal abad ke-18, wilayah muara jambi terletak di Dermaga Bom Batu. Sekarang kawasan tersebut telah berubah menjadi Mall WTC Batanghari, dulu di lokasi ini ada sebuah pasar tradisional kecil. Masyarakat menyebutnya Pasar Tanah Pilih. Pasar ini lah yang menjadi calon Pasar Angso duo walaupun posisinya tidak sama dengan yang sekarang. Orang tua2Jambi mengatakan saat zaman penjajahan Jepang pasar ini hancur. maka pasar pun pindah kira2 600 meter ke arah tenggara, orang Jambi bilang lokasi pasar yang baru ini dengan sebutan pasar Gang Siku. Pasar angso duo yang baru tersebut di bangun sangat sederhana, hanya berupa deretan meja-meja dari batu. masyarakat jambi pada saat ini menyebutnya Pasar Meja Batu. Di pasar yang baru ini, tidak hanya terhampar ikan, daging dan sayur-mayur yang dijual di atas meja batu, melainkan juga sebagai tempat orang-orang duduk mengobrol, bersantai sambil minum kopi sembari menikmati pemandangan sungai batanghari. Pada masa itu barang-barang impor dari singapura sudah banyak masuk ke Jambi berupa pakaian, kasur dan perlengkapan rumah tangga. Semua barang di kirim dari Muara menuju sungai Batanghari menggunakan Kapal. Dilokasi Pasar Angso Duo yang kini berdiri, dulunya hanyalah tempat kapal bersandar dan menurunkan barang-barang dagangan, dari situ barang-barang di angkut para kuli menujuPasar Meja batu. Dalam perkembangannya, Pasar Meja Batu semakin ramai oleh pedagang dengan berbagai jenis barang dagangannya, gang siku menjadi sesak sepanjang jalan itu becek dan tidak nyaman lagi bagi para pembeli. Awal tahun 1970,kedangkalan sungai kian parah. Pemda Jambi pun melakukan pengerukan. Tanah dan pasir hasil pengerukan di gunakan untuk menimbun di sekitar sungai sehingga terbentuklah daratan baru. Pada daratan itulah pemerintah akhirnya memindahkan kembali pusat pasar tradisional dari Pasar Meja Batu. Pasar yang baru ini bernama Pasar Angso Duo resmi berdiri pada Tahun 1974, tepat di tepi sungai Batanghari. Pasar ini di bangun atas reklamasi sungai. Seiring dengan waktu Pasar Meja Batu berubah menjadi pertokoan dan disepanjang jalan penuh dengan pedagang kaki lima.
Sabtu, 11 April 2015
Kampung laut jambi
Kampung laut termasuk wilayah Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. masa sebelum pemekaran wilayah kecamatan Muara Sabak, dulu Kampung Laut adalah sebuah desa. lalu dipecah menjadi 2 kelurahan yaitu kelurahan Tanjung Solok dan Kelurahan Kampung Laut. dari sisi letak geografis kampung laut berada di muara sungai Batanghari. letak ini menjadikan Kampung laut sebagai daerah pertemuan antara air sungai dengan air laut yang menjadikan kampung laut sebagai pintu gerbang memasuki jambi dari dulu hingga kini. Kehidupan masyarakat kampung laut memiliki ciri tersendiri, rumahnya didirikan diatas rawa atau daerah bakau. Rumah-rumah di kampung laut dibangun diatas ribuan batang pohon pinang sebagai penyangga. Umumnya rumah penduduk terbuat dari kayu. Kondisi ini menyebabkan kampung laut sangat rentan terhadap bahaya kebakaran. Kampung laut dikategorikan sebagai daerah yang heterogen yg terdiri dari beberapa etnis yang hidup menetap, antara lain adalah melayu, bugis, banjar, jawa dan lain-lain. Selain etnis tersebut ada juga kelompok komunitas masyarakat yang dikenal sebagai suku duano. Suku Duano merupakan kelompok masyarakat yang intensitas kehidupannya lebih banyak berada dilaut. Di indonesia kelompok masyarakat ini lebih dikenal sebagai orang bajo. Seiring terjadinya perubahan beberapa anggota kelompok suku duano di kampung laut sudah mulai hidup menetap di kampung laut. Dominannya pencaharian masyarakat kampung laut sangat terkait dengan sumber daya laut. Hasil tangkapan nelayan kampung laut merupakan salah satu pemasok ikan terbesar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jambi. Hasil tangkapan kampung laut juga dipasarkan ke luar jambi dan luar negeri. Seperti udang ketak atau udang nenek dan jenis ikan komediti ekspor lainnya. Selain itu hasil tangkapan nelayan kampung laut juga diolah menjadi beberapa produk seperti ikan asin, kerupuk, penganan dan kuliner khas kampung laut. Bagi masyarakat tanjung jabung timur dan sekitarnya, kampung laut dikenal sebagai daerah penghasil sumbun. Ke khasan dan keunikan daerah kampung laut ini, dapat dilihat pengunjung dalam upacara tradisional mutik sumbun. Sumbun hanya dikenal hidup dan berkembang di daerah kampung laut. Sumbun dalam bahasa latin disebut solen grandis sp merupakan salah satu keanekaragaman hayati yang ada di laut. Habitat sumbun merupakan endemik daerah tanjung solok, dan diketahui populasi sumbun hanya terdapat di daerah cina, kalimantan dan di kampung laut. Perkembangan sumbun di kampung laut didukung oleh daerah kampung laut yang menjadi daerah pertemuan antara air sungai dengan air laut yang banyak mengandung makanan dan bahan organik lainnya. Sumbun dikenal masyarakat sebagai kerang-kerangan yang memiliki dagang yang enak. Masyarakat kampung laut menyakini bahwa sumbun memiliki khasiat terhadap kesehatan. Upacara mutik Sumbun atau tradisi menangkap sumbun merupakan masa musim panen menangkap sumbun bagi masyarakat kampung laut. Tradisi ini dilaksanakan pada bulan kering yaitu antara bulan april hingga bulan juli. Populasi sumbun hidup di daerah beting yang merupakan daerah berpasir yang berada ditengah lautan di kelurahan tanjung solok Selain sumbun, di daerah beting ini juga banyak terdapat banyak kerang. Sumber daya ini menjadi mata pencaharian masyarakat kampung laut. Keunikan dalam proses menangkap kerang ini adalah pengunaan papan selancar sebagai transportasi. Dengan posisi merangkak diatas papan, salah satu kaki menjadi alat pendorong agar papan selancar bisa berjalan. Alat ini sangat membantu nelayan mencari lokasi induk kerang yang menjadi lokasi tempat berkumpulnya banyak kerang. Cara menangkap sumbun dilakukan dengan mengunakan alat berupa lidi dimana diujung lidi tersebut diberi kapur. Kemudian dimasukan ke dalam lubang sumbun. Tidak beberapa lama kemudian sumbunnya akan mabuk dan akan muncul keluar dari lubangnya. Keunikan, kekayaan potensi alam dan sosial budaya yang dimiliki daerah kampung laut merupakan aset yang perlu mendapatkan perhatian dari pihak terkait. Diperlukan sebuah perencanaan yang matang untuk membangun dan mengembangkan daerah kampung laut sebagai daerah kunjungan baru. Tanpa menghilangkan nilai-nilai dan tradisi yang telah ada.